18.8.09

mata pendosa

Godaan terbesar datang padaku.
Aku nyaris tidak bisa mengendalikan diri. Gara-gara mata. Mata yang membuatku berfikir aneh. Berfikir yang tidak seharusnya difikirkan. Dan mata itu membuatku jadi suka. Suka cara mata itu memandang. Suka intensitas dan kekuatan terpancar darinya yang merefleksikan hati pemiliknya. Suka sensualitasnya. Suka tantangannya. Suka kebandelannya. Mata yang tidak bisa berbohong. Mata yang mengajakku selingkuh. Mata yang mengajakku, ayooo... Mata yang menerbitkan dosa.

2.8.09

you don't have

you don't have to say you love me, just because you care. you don't have to say forever, for this temporary feeling. believe me... believe me... kalau saja benar begitu... aku pasti jadi orang paling bahagia di dunia. tapi sayangnya aku tahu perasaanmu. kau tak sungguh-sungguh merasakan itu.
kau hanya merasa sayang padaku, layaknya seorang teman. aku bisa membedakan, aku bisa merasakan. semua orang bilang kamu memang menyayangi aku. dan aku tidak akan mengingkari kenyataan. tapi aku juga tahu jenis rasa sayang seperti apa yang kau miliki untukku. bukan pria terhadap wanita. bukan jenis rasa sayang yang aku inginkan. tapi tetap aku bersyukur. di saat-saat seperti ini aku memiliki kamu. memiliki kamu yang menempatkanku di posisi yang pas dihatimu. sebagai saudaramu. sebagai sahabatmu. getaran yang kukirimkan tak kurasakan. matamu tak berbinar-binar ketika aku datang. kau merasa kehilangan jika aku tak ada. tapi tidak terlalu. kau penuhi aku dengan kehangatan. dan kau sangka itu cinta. tapi aku bilang bukan. cinta tak seperti itu. tapi sekali lagi terima kasih. untuk menjadi temanku, saudaraku... terima kasih bisa membuatku tersenyum karena kata-kata itu. you love me, forever....