29.10.08

ugh!

ugh! bete! kesel! emosi labil! tegang! naik darah! pengen marah! pengen teriak! ga puas! kecewa! sama siapa? serba salah.

28.10.08

aku menanti musim panas... (ketika hujan baru tiba)

hujan lagi...gelap lagi... kotaku sekarang terlihat berbeda... ada nuansa lain yang kutangkap ketika aku berjalan di jalan-jalan setapak menuju atau pulang kantorku. suasana dingin dan sunyi. sebelum musim hujan datang, orang2 begitu sering terlihat di luar bangunan2 besar itu. bersemangat untuk berjalan di siang hari, entah untuk sekedar memenuhi perut yang lapar, mencari makan siang di sekitar kantornya, atau di sore hari berjalan pulang dengan terburu2 mengejar bisnya. sekarang, pagi, siang, sore, orang2 makin berkurang yang menyempatkan diri berjalan kaki dengan berbagai maksud dan tujuan. sekarang, hujan lagi, gelap lagi, semua entah kemana. kotaku larut dalam sunyi dan kelabunya. jalan2 basah. kaki2 berlari menghindar air. bersembunyi dalam perlindungan hangat gedung2 besar itu. dan aku, pecinta keriuhan,penikmat kegaduhan, dan akan segera kering ketika terlalu sunyi disekitarku, hanya bisa bergumam dalam hati, "aku menantikan musim panas datang lagi." karena... terlalu melankolis rasa yang ditinggalkan oleh hujan. terlalu sok romantis, ketika orang2 memandang air yang jatuh dari langit sambil berkata, "hangatnya jika sekarang kita berada di rumah, dalam pelukan orang yang menyayangi." terlalu abu2 warna ketika musim hujan tiba, seakan tidak ada kebahagiaan, gelap dan suram. hujan menimbulkan perasaan aneh. dinginnya udara menggigilkan hati dan badan. hujan menyadarkan aku bahwa ketika aku merasakan dinginnya angin yang membuatku gemetar, aku akan pulang dengan perasaan kosong. bahwa aku akan pulang dengan tubuh basah. tanpa ada yang menanti disana. di ruang yang juga dingin karena dinginnya udara di luar. ke dalam ruangan yang tak menawarkan kehangatan. tanpa ada yang menantiku disana. untuk memberikan kehangatan. aku tidak menyukai hujan dan musim yang berawan. terlalu pekat nuansa kota ini. terlalu tidak bersahabat. dan masih akan sangat lama kutunggu datangnya musim panas. dengan segala kehangatan dan kegaduhannya

20.10.08

Kenapa? Karena! Selamat Tinggal...

Kenapa aku tidak bertemu kamu lebih dulu. Kenapa jalan kita tidak diijinkan untuk bersimpangan lebih dulu. Kenapa baru sekarang aku kenal kamu. Kenapa kalo hati cuma satu, kamu bisa menaruhku berbarengan dengannya. Kenapa umurmu jauh lebih tua dariku, ketika aku masih bermain dengan boneka, kamu sudah kebut2an motor dengan teman SMAmu. Kenapa meski umurmu begitu terentang jauh dariku aku tidak peduli. Kenapa kamu hadir untuk aku, di saat dia membutuhkan kamu? Kenapa ada dia di rumahmu tp kamu tak merasakan kehadirannya? Kenapa tak ada kehangatan didalamnya sehingga kamu terlihat murung dan hampa, membuat aku menyesal bukan aku yang ada disana, dalam rumahmu. Kenapa aku begitu bodoh? Kenapa aku tidak bisa berhenti bertanya kenapa. Kenapa aku sudah berhasil bersembunyi darimu, tp kemudian membiarkanmu menangkapku kembali. Kenapa aku ada dan kenapa kamu harus ada. Kenapa sekarang bukan dulu? Kenapa bukan aku tapi dia? Kenapa hari ini aku melihatmu diam dan aku menangis. Kenapa kamu memaksa aku melihatmu padahal aku ingin menyembunyikan kepedihanku. Kenapa bukan aku? KENAPA??? Karena aku terlambat Karena waktu edar matahariku mendahului aku Karena dia lelah menunggu Karena dia terima wanita itu sebelum dia berfikir lagi Karena dia pikir kesempatan tak akan pernah datang untuknya Karena dia mengijinkannya masuk ke rumahnya Karena dia terikat pada janjinya dan rasa takut pada sang penciptanya Karena yang telah diikat di surga tak bisa diputus di bumi Karena dia telah mencoba membangun firdausnya tp neraka yang menghampirinya Karena dia tidak bisa berlari ketika dia melihat aku Karena dia tak tahu harus berbuat apa Karena dia tidak tahan melihat aku menangis Karena aku yang seharusnya tahu diri karena aku yang seharusnya pergi KARENA!!! Jawabannya sekarang Jawabannya aku mengerti Jawabannya menyakitkan Jawabannya menghancurkan Jawabannya aku pergi Jawabannya aku tinggalkan dia Jawabannya satu kalimat Jawabannya membuat dia gila Jawabannya bukan obat Jawabannya membuat dia menangis akhirnya Jawabannya SELAMAT TINGGAL...

17.10.08

Pria itu berkata padaku

Pria itu berkata padaku, “Aku sudah capek. Aku mencari yang benar-benar siapa untuk aku dan membuat aku juga merasa siap untuknya...” Dengan menghela nafas, ia menatap wajahku. Dari matanya aku melihat pantulan perasaanku sendiri. Perasaan yang begitu kuat mencengkeram, sehingga aku kadang merasa sesak. Tidak bisa bernafas. Di mata bening hitam itu aku tidak hanya melihat rasa sayang, tapi juga rasa khawatir. Kekhawatiran? Benarkah di sana aku melihat rasa khawatir? Bagaimana mungkin pria yang selalu terlihat sangat percaya pada dirinya sendiri itu merasa khawatir. Apakah dia merasa tidak aman? Apa yang membuat dia merasa seperti itu? Akukah, karena aku, penyebabnya? Apa dia tidak yakin padaku? Hufff... mana mungkin. Aku pikir cuma aku yang selalu merasa seperti itu, khawatir, cemas, tidak yakin, tidak percaya dia akan selamanya bertahan denganku. Takut suatu saat nanti ketika rasa bosan datang, dia hanya akan meninggalkan aku di belakang punggungnya. Tak lagi mengijinkan tangannya kurangkul, berjalan disampingnya. Pria itu menghela nafas lagi, seakan ada beban yang ditanggungnya. ”...sekarang aku sudah siap. Benar-benar merasa siap. Dan aku sudah menemukan orang yang juga telah siap untuk aku. Aku tidak mau menunda lagi. Aku sudah capek mencari. Aku mau berhenti. Dan sekarang aku di depan kamu. Meminta kamu mempertimbangkan untuk juga berhenti mencari. Aku meminta kamu sekarang untuk hanya melihat aku saja. Tidak ada yang lain, tidak ada dan tidak boleh ada,” tandasnya. Aku tercenung, masih tidak percaya dengan pendengaranku. Are you kidding me? Kemana kamu selama ini? Apa kamu tidak sadar selama perjalanan ini aku selalu hanya memegang tangan kamu, berjalan disisimu, memandang hanya ke kamu. Apa tidak pernah kamu sadari itu? Apa kamu tidak peka dengan itu? Tidak menyadari untuk apa aku bertahan menunggu, ketika aku masih menggenggam tangan kirimu, kamu menyalami tangan gadis lain dengan tangan kananmu. Membuatku menangis bertahun-tahun dalam penantian, siapa sebenarnya aku dihatimu? Dan sekarang kamu meminta agar aku berhenti? Agar aku hanya melihat kamu. Sudah lama aku berhenti mencari. Sejak pertama aku berjumpa dengan bangsat yang mampu membuat hatiku berdarah dan sekaligus mengeringkannya. Bagaiman mungkin kamu menyia-nyiakan perasaanku selama ini. ”Aku harap kamu mau, aku benar-benar berharap. Aku tidak mau lagi mengetes perasaanmu. Sudah seharusnya aku tidak mengabaikan perasaanku sendiri hanya karena aku tidak percaya bahwa kamu juga memilikinya. Setidaknya sebesar apa yang aku miliki ke kamu. Karena aku takut kamu akan ketakutan jika aku menunjukkan apa yang aku rasakan. Dulu kamu masih begitu polos dan muda, dan aku takut kamu akan membenciku ketika aku menuntut kamu membalas aku. Aku ngeri dengan perasaanku sendiri.” Dia memandangku dengan dua bola mata tegas memandang lurus ke arahku, membuatku merinding. ”Itu sebabnya aku berusaha membuatmu nyaman denganku. Menunggu dengan sabar ketika akhirnya kamu bisa menyesuaikan diri denganku. Sekarang bisa kulihat perasaan yang ada dalam dirimu, kamu akhirnya bisa merasakan apa yang kurasakan dengan rasa yang bertumbuh dewasa,” urainya panjang lebar, membuatku semakin tak mengerti. ”Membuatku yakin sekarang saatnya. Kamu sudah siap, benar-benar siap untuk aku. Dan membuat aku tahu aku juga sudah siap. Aku memintamu saat ini. Jadilah seseorang yang mendampingi aku selamanya. Yang menatap aku saja, dan bukan pria lain. Yang bisa menerima curahan perasaanku tanpa khawatir kamu akan menjauh. Karena memang untuk kamulah aku tahan semua ini. Aku memintamu berhenti mencari dan mulai sekarang hanya memegang tanganku. Berjalan bersamaku. Menciptakan dunia yang dikelilingi kobaran api, menghangatkan tubuh kita, dan membuat tidak satupun berani masuk menggangu.” Dengan tangan-tangan terjulur ia memegang bahuku dengan keras, mengakibatkan aku meringis kesakitan. ”Apa maksudmu?” Kutatap pria itu, masih berusaha mencerna kalimatnya. Sekali lagi pria itu menghela nafas, ” Aku menginginkanmu sekarang naS, menjadi istri, teman, kekasih, ibu anak-anakku, dan segala gelar yang pantas untuk disandang wanitaku.” ”Kenapa. Harus. Aku?” mataku mulai berair, ini tidak mungkin! ”Kenapa? Bukannya tadi sudah kujelaskan?” Ia menatapku bingung. ”Ya, tadi kamu sudah menjelaskan panjang lebar, tapi sumpah tak satupun yang aku mengerti,” aku pusing mencerna ini semua. ”Holy Ghost! should i explain it clearly?” Mukanya memerah. “Ya! katakan dengan bahasa sederhana. Make it simple,” tuntutku tegas. Wajah pria itu semakin merah. Tuhan, pria yang biasa terlihat begitu percaya diri, mengapa sekarang tampak begitu gugup untuk hal seperti ini. Aku tetap tidak berbicara, menunggu. Dia menatapku, tapi aku menolak menolongnya. Akhirnya setelah jeda yang lama dia bersuara, ”Aku...aku... Tidak gampang bilang ini, tiga tahun aku menunda, sekarang ketika harus dikeluarkan, aku...” Dia menatapku canggung. ”Ya?” aku tetap menunggu. ”Karena aku cinta kamu naS. Tiga tahun...tiga tahun aku berusaha mengendalikan perasaanku. Terlalu sakit tapi harus. Karena aku ingin kamu bisa menyesuaikan diri dengan kegilaan ini. Aku terlalu mencintaimu sehingga aku harus belajar menghandle emosi ini. Aku takut kamu takut ketika aku tunjukkan semuanya, kamu akan membenciku,” Dia membuang pandangan, sekan menyembunyikan kerapuhan. ”Tapi sekarang aku sudah siap karena kamu sudah siap. Aku yakin kamu juga cinta aku. Selama ini aku terus memperhatikan dan berharap, apa yang aku yakini tidak salah sama sekali.” Matanya kembali mencari mataku. Sorot yang sama, ya sekarang aku yakin, sorot mata itu cerminan rasa khawatirnya. Dia cinta aku, dia ragu terhadap perasaanku, dia menderita karena aku, dia menyiksa dirinya demi aku. Benarkah? Bisakah itu dipercaya? ”Kamu tidak mengigau kan? Bukan karena kamu lelah karena gagal terus dalam mencari. Dan aku pilihan terakhir, yang tersisa untuk kamu?” Aku kembali menyuarakan rasa takutku. Dengan segera tangannya memegang bahuku dan mengguncangku dengan keras. Wajahnya tampak tegang. ”Jangan pernah katakan itu lagi! Tidak pernah sekalipun kamu menjadi pilihan terakhir, yang tersisa. Kamu, selama ini tokoh utamanya cuma kamu. Apa kamu tidak mengerti rasanya sakit? Kamu cuma sejauh jarak tanganku ketika aku merentangkan salah satunya, tetapi aku tidak bisa merangkulmu, merengkuhmu, atau sekedar menghiburmu ketika kamu menangis!” Menangis? Apa dia tahu juga selama ini aku menangisi dia? ”Ya aku tahu. Dan aku minta maaf untuk semua itu. Aku tak bermaksud. Aku juga sakit melebihi rasa sakitmu. Tapi aku harus bisa menahan diri, demi kamu, menunggu kamu dan perasaanmu yang akan dewasa terhadapku.” Dua bola mata bening hitam pria itu menatapku lurus-lurus. ”Katakan ya, katakan saja iya, dan aku akan menebus tahun-tahun yang hilang, cinta yang tersia-sia, kerinduan yang sepi, dan rasa tidak aman yang nelangsa. Biar aku membuktikan semuanya. Cinta ini sudah terlalu lama menunggu untuk dibuktikan, dicurahkan. Aku tahu kamu sudah siap. Kamu tak akan takut pada cintaku, karena kamu sudah dewasa untuk menerimanya,” dia berkata lagi. Aku bengong. Otakku terasa kosong, can not thinking, almost dying. Benarkah… benarkah ini Tuhan? Lututku gemetar. Mataku basah. Hampir terkulai ke depan. Tapi tangannya sigap menangkapku. Dan segera membawaku ke dalam pelukannya. Hangat… Tuhan… hangat sekali. Aku sama sekali tidak merasa sakit, meski pelukannya nyaris membuatku tidak bisa bernafas, dan kerasnya pelukannya seakan sanggup merontokkan rusukku. Aku terlalu...tidak percaya. Dia mencium rambutku, mengubur hidungnya disitu. Berbisik dengan suara parau, ”katakan iya naS, katakan begitu, tolong bantu aku, agar aku yakin besok aku masih bisa bangun dan bergerak, tolong...” suara serak pria itu membuat aku mengendorkan pelukannya, mendorong dadanya agar sedikit merenggang. Dengan teliti aku memperhatikan wajahnya. Mata yang biasa terlihat tenang itu, kini seperti berombak, bahkan menjelang badai. Basah dan merah. Apakah dia menangis? Apa tangisnya karena aku? Tuhan...katakan semua ini benar, karena jika tidak, tak perlu menunggu besok, sekarang juga aku akan mati. ”Ya, jawab iya,” suaranya semakin serak. Dia menatapku, menyihirku dengan mata badainya. Akhirnya aku mengangguk. Apa lagi yang bisa kukatakan. Kupikir kata-kata tidak bisa lagi mewakili perasaan ini. Kelegaan yang membanjiri hatiku hanya bisa diimbangi dengan tangan yang merentang lebar meraihku kembali, memelukku kencang, mengubur hidungnya kembali di rambutku, memasang ’that special thing with bling-bling’ itu di jariku, dan terakhir, sambil menatapku, ia menundukkan kepalanya ke arahku untuk..... Mencium hangat keningku.

16.10.08

Kenapa aku selalu ngalamin hal yang sama? aku udah bosen dengan semua ini. Tuhan, I’m not trying to complain You. I know You have plan for me. Dan slalu berusaha memahami itu semua karena kasihmu yang begitu besar padaku. Stops complain, i command myself. But I can not stop it. It happens suddenly, even when i pushed my heart. Jadi sekarang pertanyaan itu kembali lg. Tuhan, kenapa belum Kau jawab. aku tau jawaban ini ga bisa kutanyakan pada orang lain. Cuma Engkau tempat aku mengajukan pertanyaan demi pertanyaan. Dan sekarang aku mentok di pertanyaan ini terus. Sejak umur ini makin bertambah dan kegembiraan ini makin berkurang. Kenapa Tuhan, kenapa harus selalu seperti ini ujungnya. Berakhir dengan kesedihan dan penyesalan. Seperti ada gumpalan di dada dan otak yang tidak bisa keluar. Sakit Tuhan, sakitttt. Kenapa terus seperti ini, Tuhan aku butuh jawaban. Selama 10 tahun bertanya dan menunggu jawaban. Kadang pertanyaan itu hilang dalam lelahku, tp tak pernah kulupakan setiap gue menghampiri Engkau. Bisakah pertanyaanku dijawab Tuhan, sekarang....

10.10.08

bee

bee.... looking for another bee try to get other bee yet a bee who falling down was a bee whom i knew better bee... called it spelled it felt it in my tongue and waiting the best will come with the summer breeze with the only bee created for me

kemana kamu pergi?

kenapa disaat aq sudah mulai bisa mengharapkan kamu, kamu malah hilang? aq tdk tahu perasaan seperti apa yang harus aq miliki. apakah harus sedih, kecewa, atau senang? ketika aq merasa tidak membutuhkan siapa pun, kamu malah datang menawarkan kenyamanan dan kepastian. dan ketika aq tdk menunjukkan reaksi apapun, pelan tp pasti, suara sejuk lewat hp, sms aneh tp ko nyemangatin, sehari aja tdk ada, bikin aq ngerasa aneh. seperti ada yg kurang hari ini. dan itu membuatku menyadari mesq terlambat, aq mulai butuh kmu. kmu seperti udah jd bagian dr rutinitas hariku. bukan sesuatu yg buruk bicara ttg rutinitas, sama sperti rutinitas makan 3 x sehari, tidur setiap malam, mandi setipa pagi dan malam. tdk menyadari pentingnya, tp klo tdk dilakukan akan buruk dampaknya ^_^. dan aq benar2 terlambat menyadarinya. ketika kmu hilang. bukan tiba2, bukan mendadak saja. aq bahkan nyaris tdk menyadarinya. telepon 3 x sehari berkurang mjd 2 x sehari, dan kemudian mjd 1 x sehari. dan setelah itu, cm 2 x seminggu, berkurang terus dan terus. sms yg nyari tak kenal waktu, bisa berkali-kali dalam sehari.... mengendur dan akhirnya kini kmu tak pernah sms aq lg. awalnya aq biasa aja. bahkan dlm hati berfikir, thanks God dia mundur jg. aq tdk lg harus cape hati menjaga perasaannya utk tdk sampai menyakitinya, utk perasaan aq tdk membutuhkan dia. tp setelah sebulan dia menghilang, knp aq mulai pusing, aq mulai sering nengokin hp, harap2 cemas. tiap ada calling ato sms, lgsg melompat dgn harapan dari dia, must be from him. begitu terus. dan ketika tau smua calling, smua sms, tak satupun dr dia, aq mulai merasa sakit, pusing, some feelingn that i thought i never can feel it! an odd feeling torturing me. how come? sesuatu yg dl aq anggap ga penting, slain sbg hiburan bhw ternyata aq bisa jg pny admirer, knapa skrg bisa mengobah aq sebesar ini? aq mulai merindukan smua calling yg dl kuangkat dgn ogah2an, smua sms kocak yg dl kubaca dan segera kuhapus, merindukan kekatroan pilihan kata2nya, merindukan suara sengau yg menyebalkan itu, merindukan kelucuan2 critanya yg dicreate hny utk nyemangatin dan ngibur aq, merindukan tegurannya klo aq mulai berbahasa ketus dan kasar, merindukan.....merindukannnn.......... aq rindu dia! yg gila adalah bagaimana mungkin aq bisa merindukan sesuatu yg tidak kuanggap berharga, tidak ada artinya? merindukan dan kehilangan sesuatu yg dr dl memang bukan milikku, krn aq tak suka dimiliki. apa mungkin perjuangannya akhirnya berhasil? lewat minggu dan bulan, sesuatu yg dl tak berharga akhirnya mjd berharga, bhkan sangat berharga? begitukah? apa aq mulai menempatkan dia di tempat yg blom dimiliki siapapun selain seseorang di masa lalu yg jauh. dan sepertinya mulai menggeser posisi orang itu di hatiku. apakah tanpa kusadari aq mulai mencintai dia? apakah aq mulai merasa memiliki kamu? the part of you yg aq yakin pnya aq sendiri, krn perlakuan kmu selama ini. jadi kemana kamu sekarang? kenapa kmu pergi setelah aq mulai bisa, dan ketika aq ingin datang padamu, menyambut callingmu, membaca smsmu, dgn rasa baru di dada. rasa yg sdh lama aq tau kmu tunggu. knp kmu berubah? knp kmu tak sabar? kenapa? aq kehilangan... bisakah kmu kembali??? aq tak tau rasa apa yg kmu ingin aq rasakan sekarang. apakah rasa senang, kecewa, sedih. haruskah aq marah? dan haruskah aq membenci? agar aq bisa membuang prasaan ini jauh2, dan memperlakukan kenangan kmu sbg 'sesuatu yg ga penting, dan tdk kubutuhkan'. dimana aq bisa mencarimu, kemana kmu pergi?

jgn goda aq terus

sedang dalam perjalanan panjang dan lama untuk mendapatkan seseorang. dalam perjalanan itu ada banyak kelokan dan simpangan. aq kadang tersesat, tp berhasil kembali ke jalan utama. dan meski kaki ini terasa begitu lelah krn harus terus berjalan, aq tetap memaksakan diri. karena aq tdk mau putus asa membuat aq gagal. tp aq bingung ma kondisi ini. kenapa dalam perjalanan yg jauh ini, masih saja ada gangguan. apa mereka tak tahu bagaimana rasanya mencoba bertahan dalam komitmen utk mendapatkan yg terbaik? krn aq tak mau mendapatkan sisa, aq mau sesuatu yg terbaik, sesuatu yg memang hanya disediakan Tuhan khusus utk aq. sesuatu yg bukan utk dibagi dgn orang lain. tp terkadang kupikir Tuhan sedang bercanda dgn aq. candaan yg bisa saja membuatku lepas kontrol dan menangis. dan bisa jg kemudian melancarkan protes padaNya. tapi tidak kulakukan. Ia menghadirkan orang2 dalam perjalanan jauh dan melelahkan itu, yg terkadang bisa jd sahabat, musuh, pengganggu, penghibur dsb. membuatku tiba2 sj berfikir: apakah ini Tuhan, dgn harap cemas dan jantung yg berdenyut menunggu jawaban. tp memang Tuhan masih ingin bercanda, bukan dia yg Kusediakan untukmu anakKu. dan aq harus melangkah lg. meneruskan jalanku ini. meski sgt sulit krn terkadang di antara beberapa orang yg kau beri kesempatan padaku utk berhenti sebentar dan singgah di hati mereka, ada orang yg benar2 bisa membuatku 'buta' dan 'hilang' sebentar. kebutaan dan rasa hilang yg menyenangkan dan menyakitkan. seperti kesakitan di tengah kenikmatan. dan ketika aku sadar Kau masih mencandaiku, aku melangkah gontai. berbalik arah dan meninggalkan orang itu, menyadari dia bukan disediakan untuk aq. dia untuk orang lain, dan aq ingin minta maaf pd orang lain itu, krn akhirnya dia mendapatkan sesorang yg pernah aq miliki walau sebentar. percayalah dia bukan bekasku. aq tak meninggalkan bekas padanya, tak ada jejakku di kehidupannya. dan aq melangkah gontai kembali, membawa hati berdarah yg sdh tercabut dan tersisa sedikit. mengkhawatirkan apakah masih ada yg akan bisa kupersembahkan pada seseorang itu, yg disediakan Tuhan hanya untuk aq, ketika waktunya tiba. tp sampai kapan? tolong jgn bercanda terus dgnku Tuhan. aq merasa makin lama selera humorku makin kering. aq makin susah tertawa, menertawai lelucon hidupku. makin susah menemukan kelucuan di balik semua kegagalan. makin tidak bisa terinspirasi oleh humorMu. Tuhan aq masih mempertahankan komitmenku, utk berjuang dan mencari potongan jiwaku, setengah dari aq, di tempat yg Kau sembunyikan. tp aq tak tahu sampai kapan aq dapat bertahan? masih jauhkah? masih lamakah? hening yg kuciptakan adalah hasil dari heningMu. pertanyaan yg tak tersampaikan, air mata yg mengering di pipi selama perjalanan, lihatlah semuanya. jgn goda aq terus.

8.10.08

Slipping through my fingers

duh gara2 nonton mama mia n ngeliat adegan meryl streep nyanyiin lagu bwt anaknya pas anaknya mo merid (dgn latar pemandangan jalan ke tempat meridnya yg sumpah spekatakuler abis) bikin gue jd nginget nyokap gue ni. merinding gue ngeliat matanya meryl, even dia cm acting. abis cara dia ngeliat itu kaya caranya nyokap gue ngeliat gue pas gue mo kluar rumah pertama kali dan ga kembali2 utk waktu yg lama (gue mo kuliah ke semarang). ngeliatnya lama gt, trus diliatin dr kepala ampe kaki. agak risih si, ngapain jg nyokap gue ngeliat kaya gt. ini utk pertama kalinya gue bener2 bisa kluar rumah dan untuk pertama kalinya jg ngerasa bebas dr proteksi dan kekangan orang tua (yg umumnya suka ngelarang ini itu). apalagi ini peginya ke tempat yg jauh, dan gue antusias bgt ngadepin berbagai macam hal baru yg akan gue dpt disana. jg dgn antisipasi tinggi utk ngadepin suasana baru. pokoknya semangat tinggi banget. makanya gue rada kurang peka ma prasaan orang tua gue, khususnya nyokap gue. ya wajarlah klo gue jg masih pny rasa sedih berhubung ini untuk pertama kalinya bener2 berpisah ma ortu gue dan untuk waktu yg lama pula. jadi pasti ada rasa sedih. cuma ga sebesar rasa antusias gue. makanya gue ga terlalu nganggep cara nyokap gue ngeliat gue. biasa aja. tapi bertahun-tahun kemudian, pas gue dgr lagu abba di film itu, sumpah gue merinding bgt. ini kali ya sesungguhnya apa yg dirasain ama ortu gue. perasaan yg sepi, melankolis, campur baur dgn rasa sedih, tidak nyaman, takut kehilangan dll. gue si ampe sekarang masih ngerasa mereka suka masih nganggep gue anak2. memperlakukan gue selayaknya anak2, ampe gue pernah marah2 gara2 ga dikasih kesempatan mutusin sesuatu yg penting bwt hidup gue sendiri. tp itu mungkin sebabnya ya. selamanya bwt mereka, di mata mereka, gue tetap akan dianggap sbg their funny little girl. yg perlu proteksi, yg perlu dirawat, yg perlu diberi kasih sayang. slalu khawatir dan gelisah akan kondisi gue. tp hny bisa pasrah dan menyerahkan gue ke tangan yang lebih kuat. gue awalnya ga peduli prasaan mereka pas gue pergi. tp setelah gue bener2 pegi dan nyaris jarang mengunjungi mereka, that odd feeling comes. dan lagu itu nyadarin gue betapa besar rasa cinta mereka, sehingga mengalahkan rasa egois mereka. merelakan gue pegi krn gue adl anak panah yg hrs dilepas dr busur agar bisa terbang tinggi. melepas gue pegi jauh krn berjauhan membuat gue blajar mandiri, kuat, dan tegar. membiarkan gue pegi krn dgn itu gue paham rasanya berteman dgn rasa sepi dan memaksa diri utk membuka diri thd orang baru. mengendorkan kekangan itu, melihat gue mencoba melangkah sendiri, mengalami jatuh bangun, blajar menjadi dewasa, dan bertambah bijaksana dari waktu ke waktu. gue tidak memperhatikan, bahwa cinta yg besar itu mengalahkan sgala keinginan mereka. di dalam hati nyokap gue, pd saat dia ngeliat gue pegi, apakah prasaan itu yg ada? bhw bnyk bgt yg blom dia lakuin bareng gue, bnyk mimpi2 yg blom dia wujudin bareng gue, banyak waktu yg harus dia habiskan bersama gue tp ga kesampaian krn ga sempat ato ga mau. dan tiba2 gue bukan lg her funny little girl, bukan lg gadis kecilnya yg dl dgn gampangnya nangis krn digodain 3 brothersnya, yg meluk nyokapnya dgn kencang pdhl nyokapnya cm pegi 3 jam, yg hrs dikejar2 utk disuapin krn ogah makan, yg dibentak krn sering ngelawan, tp segera dipeluk klo sakit ati dgr bentakan, yg dibersihkan dan diolesin betadine serta dicium lukanya unutk nenangin tangisan kencangnya krn jatuh dan lecet di kaki gara2 kabur wkt disuruh tidur siang, yg..., yg... dan mungkin pandangan matanya akan semakin sendu, pas tiba hari besar gue, ketika dia bener2 harus ngelepas gu pegi. ketika gue bukan lg disebut sebagai boru dgn marga bokapku, ketika gue akhirnya mendapatkan kluarga baru, menyandang marga baru di belakang nama gadisku. apa gue masih dianggap sbg her funny little girl? mungkin sebelum wkt itu tiba, yg pertama kali gue lakuin adl pulang. pulang k rumah yg sdh lama nungguin gue. pulang ke pelukan orang tua gue. manfaatin waktu sebaik2nya. bentar tp berkualitas. having quality times with them. enjoy our discuss, our laugh, utk sejenak ngebahagiain mereka di usia mereka yg sdh senja, krn gue sadar gue cinta mereka. dan mungkin nyanyiin lagu ini sambil maen gitar... Slipping Through My Fingers Schoolbag in hand, she leaves home in the early morning Waving goodbye with an absent-minded smile I watch her go with a surge of that well-known sadness And I have to sit down for a while The feeling that I'm losing her forever And without really entering her world I'm glad whenever I can share her laughter That funny little girl Slipping through my fingers all the time I try to capture every minute The feeling in it Slipping through my fingers all the time Do I really see what's in her mind Each time I think I'm close to knowing She keeps on growing Slipping through my fingers all the time Sleep in our eyes, her and me at the breakfast table Barely awake, I let precious time go by Then when she's gone there's that odd melancholy feeling And a sense of guilt I can't deny What happened to those wonderful adventures The places I had planned for us to go (Slipping through my fingers all the time) Well, some of that we did but most we didn't And why I just don't know Slipping through my fingers all the time I try to capture every minute The feeling in it Slipping through my fingers all the time Do I really see what's in her mind Each time I think I'm close to knowing She keeps on growing Slipping through my fingers all the time Sometimes I wish that I could freeze the picture And save it from the funny tricks of time Slipping through my fingers... Slipping through my fingers all the time Schoolbag in hand she leaves home in the early morning Waving goodbye with an absent-minded smile...
aku bukan sedang menunggumu. karena aku tahu jika aku hanya menunggumu, aku akan selalu merasakan kepahitan dan kecewa. ketika aku hanya menunggumu, seperti sedang menelan air pahit yang menggetirkan tenggorokanku. jadi aku putuskan ketika aku masih berdiri di sini, aku bukan sedang menunggumu.

7.10.08

Love Word

I asked you if you liked me, you said no. I asked you if i was pretty, you said no. I asked you if i was in your heart, you said no. I asked you would you cry if i walked away, you said no. So i walked away.. you grabbed my arm and said... I dont like you, I love you... Your not pretty, Your beautiful... Your not in my heart, Your my heart... And i wouldn't cry if you walked away, i would die... (Nemu tulisan ini dimana ya? Lupa gue. Pokoknya ngutip dari sebuah situs.)

6.10.08

Masuk kantor lagi….

Aluu… Akhirnya masuk ngantor juga. Setelah selama satu minggu berhibernasi di kamar kos tercinta. Seneng jg si bisa libur seminggu. Ga perlu memaksimalkan otak gue yang udah mulai suka ngadat ini. Bisa ngistirahatin badan ini yang sering dipaksa kerja rodi tanpa reward sedikitpun. Bukannya harus dikasih makan sehat, olah raga, tidur cukup n segala yang berkaitan dengan pola hidup sehat ya? Ini malah dipush terus tanpa sedikitpun pernah berfikir menghargainya dengan merawatnya sepenuh kasih dan sayang. Hufff...agak lega, istirahat seminggu, gue bisa tidur cukup (a.k.a 8 jam sehari), makan sehat (a.k.a masak sendiri, bersih, sehat/sesuai dgn patokan nilai gizi), berolah raga dikit (capek booo tiap hari bersih2 kamar ^_^), n refreshing (kapan lagi ada waktu ngebabat dvd2 korea n barat yg dl blom sempet2 jg ditonton saking capenya mata dan badan). Yang agak aneh, berat badan gue ko malah turun ya? Tanpa usaha mati2an, diet ato olah raga gila2an, eh dia turun sendiri. Mungkin kuncinya adalah tidak sress, n makan masakan sendiri kali ya ^_^. Ya iyalah. Biasa kan klo ngantor ngemil mulu kerjaanya. Di kos-an seminggu, gue makan teratur 3 x sehari, jarang ngemil krn udah brasa kenyang aja, akhirnya turun jg bb gue. Huaa... coba liburnya nambah lagi ya... (”maunya...”, kata bos gue). Dan sekarang, gue udah duduk manis depan kompie tersayang gue. Abis nyalamin smua orang kantor yang merayakan lebaran, meja gue udah penuh aja ma oleh2 anak2 yg pulang kampung mudik. Ampe dibilangin... ”lu mah bukannya nyalamin dl, malah tereak2:mana oleh2nya!...” Hehehe... gue jg yg salah si. Datang2, yg pertama gue cari….oleh2nya boooo… dengan treakan kenceng penuh semangat: SELAMAT PAGIIIIII!!!MANA OLEH2NYA!!!!!!!!!!!!!!!!! dan membuat smua mata memandang dengan pandangan ih-ga-banget-deh-lu! Huahuahuahua…emang ancur gue. But anyway smua….HAPPY IDUL FITRI ya. Maap2 klo bnyak bikin salah. Kembali ke nol ya. Ayo kembali semangat bekerja! Tuntaskan smua pekerjaan yang kemarin masih nunggak sbelum libur. Dan buat kmu yang duduk disebelah bilikku, tolong ya jaga kelakuan. Bikin aku ga bisa konsentrasi kerja aja. Dari tadi nantangin gue mulu.... untuk ngegosip....hehehehe.... Aw! Bos dah ngeliat, semua jendela facebook, blogspot, and friendster harap ditutup dulu. Jaga image bo, masa hari pertama kerja dah ga oukey?

Crita tentang dua kucing

Semalam gue ma temen gue ngalakuin hal yang konyol bangettt. Ngeliatin kucing lagi fighting dalam arti tidak sebenarnya. Gara-gara dengar di depan pintu kamar kos gue, yg persis depan tangga lantai dua kami, ada suara kucing berantem, kenceng banget. Awalnya ga minat kluar kamar. Secara dah malam bo, n besok dah mulai masuk kerja lagi. Tapi tu suara2 ko makin lama makin bikin senep aja. Tambah lama tambah kenceng. Gue jadi bete dong bo. Apaan si ni, ga ngerti apa gue mo tidur, besok kerja kucing! (hehehe...ga penting banget ya?). Dan akhirnya gue mutusin kluar, dengan terlebih dahulu memutuskan untuk melakukan hal yang sering kulakukan klo denger suara kucing yang ga tau diri banget brantem di kos orang (halah bilang aja mau disirem bo, ga usah panjang2 kata gt, capee de!). Krieeekkkk....brakkk! gue kluar dengan semangat 98 (inget demo mahasiswa taon segituan utk nurunin seseorang/ketahuan ya umur gue brapa? ^_^). Si kucing ni nantangin gue banget sih, blum tau apa dia klo gue penakluk hantu... eh salah, kucing.... Dan....eng ing eng... tampaklah depan mata gue dua ekor kucing sedang saling berhadapan dengan posisi siaga satu. Niat awal gue yg mo lgsg ngabur k kamar mandi ambel aer segentong bwt disirem ke mereka gue batalin bo. Abis kelakuan mereka agak2 mencurigakan gitu. Meski suara ngeongannya (eh bener kan bunyi suaranya ngeong2 gt...) bener2 kaya kucing lg marah n nantangin berkelahi, tp ko gerak geriknya mencurigakan ya. Matanya itu lo boo... saling memandang dgn sayunya (sempet2nya ya bo gue merhatiin matanya). Awalnya gue kira mereka smua berjenis kelamin jantan. Secara eongannya gahar2 gimana gt, tp ko si jantan 1 ngedekatin si jantan 2 sambil ngendus2 pantatnya ya. Ko kaya yg lg... ehm2... you knowlah (apa? ga ngerti? wah...susah lu, masa gt aja ga ngerti?) Trus si jantan 2 mengeong dgn dahsyatnya sambil melayangkan cakarnya dgn napsu membunuh (menurut gue lo), si jantan 1 sontak mundur teratur bo, eh abis itu si jantan 2 lgsg tiarap di lantai dan gulang guling dgn penuh cinta (bukan ma lantainya nyong!). Apa coba maksudnya? Klo di dunia manusia, abis lu melancarkan serangan mematikan, lu ga mungkin kan setelah itu memberikan sinyal bermuatan listrik 2000 volt yg berisi ayo-serbu-aku-lagi-kang... Makanya, gimana gue ga bingung binti gelisah (apa seeehhh!!!). Temen gue yg baru bergabung setelah satu episode penuh cakar2an maut (mereka ga peduli ada mahkluk jenis laen yg nonton bo!), lgsg ngomong gini: wah kayanya yg bernapsu pengen nyakar mulu tu betinanya ya booo.... dah gatel.... Hah, gue lgsg memperhatikan dgn penuh konsen, masa iya si ini jantan betina? La ngapain kaya gt gayanya? Temen gue lgsg jitak pala gue (asemi!), dan segera gue bales dgn penuh semangat dong bo, pletakkk! Ya elahhhh... kata temen gue, ini mah gaya abadi sepanjang sgala abad buuu. Gaya so jual mahal, pura2 ga butuh padahal napsuh, belagak ga mau padahal miauuuuu..... hehehe.... Eh tapi bener lo bo, si jantan 2 yg akhirnya ganti nama jd betina muna, masih tetep gulang galing, balik kanan balik kiri, matanya sayu2 njijiki.... noleh2 dikit ke jantan 1 yg jg udah ganti nama jd jantan mupeng. Si jantan mupeng nyoba pedekate lagi. Badannya maju dikit. Kaki depan kirinya maju dikit jg. Noel badan si betina muna. Gue ma temen gue merhatiin reaksi si betina. Nyakar lagi ga dia? Eh si betinanya diem aje. Si jantan mupeng makin brani booo. Ngerasa dikasih angin dia nyoba maju lagi. Kali aja serangan kali ini berhasil, gt kali pikirnya. Dia lgsg hap! Nemplok di atas punggung betina muna itu, n predictable bgt de si betinanya, kali aja udah ga kuat jg ya, kali ini dia diem aja pasrah banget. Ga marah, ga ngeong dgn gahar, ga ada action, diem sediemnya.... Ya elah... gue berdua temen gue lgsg dikasih pemandangan nan... ga ciamik bo. Masa mereka mo gituan depan mata kami. Akhirnya temen gue bete, ngambil aer di kamar mandi n lgsg nyiram mereka. Dan mereka lgsg kocar kacir dgn takutnya. Eh tapi jgn berpikir mereka lgsg ngabur kluar kos-an gue ya, krn ternyata mereka hanya ngabur ke arah depan kamar teman kos gue yg laen yg jaraknya berkisar 3 pintu dr kamar gue. Dan si betina mupeng itu menemukan peraduan yg hangat yaitu keset temen gue (tanpa yg punya tau peristiwa mesum yg bakal terjadi di keset itu, hihihi...kata temen gue tu keset dah jadi keset cinta). Disitu dia gulang galing lg, sambil mengeong lirih miauuuuuu..... (mungkin mancing si jantan lg ya bo, scr td temen gue dgn suksesnya mematikan api asmara mereka yg sudah membara). Dan si jantan hanya diam memandang sgala tingkah laku ajaib tu betina. Mungkin sedang memikirkan sgala faktor di luar mereka sebagai variabel penentu apakah akan kembali memberi dampak yang merugikan bagi kelangsungan keberadaan sejati mereka sebagai mahkluk yang memiliki naluri dasar yang akan segera meledak kalau tidak buru2 dituntaskan (halahhh apaan lg seh ini?)^_^ Setelah waktu yg serasa lama bagi sang betina yg udah ampe ngesot2 nyari perhatian, akhirnya si jantan memberanikan diri untuk maju kembali. Dan sekali lagi, hap! Tanpa tedeng aling2 tanpa prolog epilog tanpa foreplay dan sebagainya, si jantan mupeng lgsg tancap gasssssss..... miauuuu... rrrrrrrrr... Gue hanya memandang dr kejauhan apa yg tengah dilakukan 2 kucing gila ga bisa nahan napsu itu. Temen gue yg megang gayung udah males nyiram lg. Ah biarkanlah mereka, kasihan jg tu, masa kita ngelarang2 mereka ngelakuin itu, kita jg ga mau kan pas kita mo gituan, kita disirem aer, ga sip banget kan? Katanya dengan wajah antara jijig dan kocak. Wihhh...sapa jg yg mau klo pas tiba giliran kita, dilarang2. tp kan ga mungkin kita PDA gitu, mo diarak tetangga sekampung apa? Tapi emang naas ya tu dua kucing, blom selesai menuntaskan sgala hasrat, eh temen gue yg pnya keset nyalain lampunya, n kriekk pintu dibuka. Terbelalaklah matanya dan diiringi triakan penuh napsu membunuh, dia ambil ember..... langsung dia lempar ke badan 2 kucing yg lagi asyik masyuk itu bo. Alhasil tu kucing-kucing langsung bubar bar terbirit2 diringi kejaran temen gue yg berbadan lumayan endut yg sempoyongan masih ngantuk tp ga trima ada adegan mesum di depan mata die, di atas keset tersayngnya lagi, hiiii....najis! gt katanya. Huahaaaahaaahhhaaa...kasihan banget tu kucing, gagal sudah mendapatkan puncak keindahan dunia (busyett bahasa gue dangdut bgt).